Pages

Ads 468x60px

Kamis, 29 November 2012

Wayang Orang “Bharata”: Tempatnya Mengenal Seni Klasik Jawa di Pusat Kota Jakarta


Anda kangen kesenian klasik tradisional? Nggak perlu jauh-jauh ke Bali atau ke Jogja. Di Jakarta (yang memang serba ada) pun juga ternyata tersedia. Arahkan saja laju kendaraan Anda ke Jakarta Pusat, yakni daerah Senen. Di daerah tersebutlah gedung Wayang Orang “Bharata” berada. Anda harus jeli memang mencari, karena jika belum hapal maka Anda akan sulit membedakannya dengan gedung-gedung tua yang sudah agak lusuh disamping kanan dan kirinya.

           Saya bukan orang jawa asli, bukan juga pemuda yang tumbuh di tanah jawi. Tapi jangan ditanya sudah berapa kali saya menyaksikan pertunjukkan drama seni jawa tengah yang akrab dengan nama Wayang Orang atau Wayang Wong ini.  Mungkin sudah hampir puluhan kali sejak usia saya tujuh tahun hingga sekarang menginjak seperempat abad. Jatuh cinta? Ya, mungkin bisa dibilang begitu. 

"Layar Gunungan", penanda pertunjukkan mulai&berakhir

 (doc. smahsingmagazine.com)
           Entah mengapa, kesenian ini memiliki kesan yang selalu menarik bagi saya, hingga jika ayah saya mengajak nonton pertunjukkan wayang orang di gedung tua di bilangan Senen Jakarta Pusat itu, hanya satu yang selalu saya rasakan; exciting! Dan guess what?! Saking cintanya (mungkin), saya masih ingat betul judul cerita yang saya tonton terakhir kali, lakone itu “Pergiwa Pergiwati” (padahal kira-kira sudah beberapa bulan yang lalu..).  Hmm..walau sudah agak lama saya terakhir nonton pertunjukkan wayang orang, tapi percikan-percikan ingatan tentang Wayang Orang “Bharata” masih tersimpan baik kok di memori saya #heppi. 

Dulu, yang membuat saya sangat senang jika diajak menonton pertunjukkan ‘WO’ (baca: wayang orang) adalah karena saya bisa melihat berbagai jenis tarian yang dibawakan begitu indah serta pakaian tradisional jawa yang berbeda dari drama kolosal di televisi saat itu. Dan sekarang, saya pun masih tetap menyukai tari-tariannya, disamping cerita-cerita dari tanah jawa yang dengan apik dibawakan.

Gedung WO "Bharata" di bilangan Senen, Jakpus
(doc. panoramio.com)
           Gedung mungil dengan arsitektur khas Jawa Tengah (seperti candi-candi gitu deh..) di tembok depannya ini terletak tidak jauh dari terminal Senen dan bersebrangan  dengan  Mall Atrium di Senen, Jakarta Pusat. Tidak perlu khawatir dengan kondisi gedung yang mungkin terlihat tua, karena setelah beberapa tahun lalu dilakukan pemugaran oleh pemerintah daerah DKI Jakarta, gedung Wayang Orang “Bharata” sudah terlihat jauh lebih baik dan memiliki fasilitas yang lebih nyaman.

           Pengalaman baru akan dimulai saat Anda memasuki gedung ini. Suasananya memang tidak sama jika Anda datang ke bioskop-bioskop kenamaan tempat kita biasa nonton film-film baru. Tempatnya bisa dikatakan cukup sederhana. Sentuhan seni khas Jawa akan makin kita rasakan saat membeli tiket masuk. Tidak ada ruang tunggu di sini, karena setiap pengunjung akan dipersilahkan dengan ramah untuk langsung masuk ke dalam tempat pertunjukkan. Kecuali jika Anda masih ingin melihat-lihat suasana di luar ruang pertunjukkan atau sekedar jajan (jangan berharap ada pop corn ya..kecuali Anda bawa sendiri, hehe) dan ke kamar kecil. 

          Saat akan menyaksikan pertunjukkan di suatu tempat, tentunya kita mengharapkan kenyamanan fasilitasnya. Tidak perlu khawatir, walau ini bukanlah gedung yang megah, tapi fasilitas pendukung  di gedung Wayang Orang “Bharata” kini sudah dapat dikatakan sangat baik dan nyaman. Pendingin udara beroperasi dengan baik, kursi-kursi di barisan depan hingga tengah merupakan kursi empuk seperti di bioskop. Dan kursi-kursi di bagian belakang serta balkon juga cukup empuk walau kurang senyaman kursi bagian depan (harga memang bicara ya!hehe). Fasilitas pendukung lainnya pun cukup nyaman digunakan, seperti toilet dan lahan parkir.

           Urusan tiket, tidak akan membuat kocek Anda bolong, kok. Harga tiket cukup murah untuk pertunjukkan klasik nan indah ini. Ada tiket untuk balkon atas seharga Rp 15.000,-. Tiket barisan belakang dan tengah seharga Rp. 40.000,- hingga Rp. 50. 000,-. Dan tiket barisan depan seharga kurang lebih diatas Rp. 50.000,-. Bagi yang tidak ingin kehabisan tiket (biasanya tiket VIP atau baris depan lebih cepat habis), Anda dapat memesan tiket dengan menelepon terlebih dahulu ke tempat ini. Oya, Disini tidak ada pilihan jam main, pertunjukkan hanya dilaksanakan pada malam minggu pukul 20.00 hingga 23.00 atau 24.00, tergantung cerita yang dimainkan.

           Jika tiket sudah di tangan, dan masih agak lama pertunjukkan dimulai (biasanya sekitar jam 20.00 dan on time! Tapi kalau telat masih boleh masuk kok..), sempatkanlah melihat-lihat barisan foto-foto sejarah pertunjukkan WO “Bharata”.

"Tanding Cakil", salah satu segmen unggulan(doc. indonesia.is)


      Sekarang  saatnya Anda menyaksikan pertunjukkan seni budaya klasik yang mungkin jarang atau bahkan baru Anda temui di Jakarta ini. Jika Anda bukan orang asli Jawa Tengah dan kurang mengerti bahasanya, jangan khawatir! Saat ini WO “Bharata” telah dilengkapi  tulisan elektronik berjalan (seperti di jalan Tol) yang ditempelkan di dinding panggung sebelah atas. Tulisan berjalan tersebut akan memberi tahu Anda alur cerita, adegan dan latar cerita yang sedang terjadi dan dimainkan oleh para wayang di atas panggung. Meskipun begitu, seringkali saya tetap bertanya ke ayah saya, “Pak artinya yang dia omongin apa?” atau “Pak, ceritanya ini lagi ngapain wayangnya?”. Maklum, saya benar-benar kurang paham bahasa jawa, hehehe. 

        Oya, Wayang Orang “Bharata” juga tidak hanya menyelenggarakan pertunjukkan wayang orang saja. Pada waktu-waktu tertentu diselenggarakan juga seni khas daerah lain di sekitar Jawa seperti “Ketoprak” atau “Ludruk” yang hanya berisi drama tanpa banyak tarian.

            Hal berkesan lain yang akan Anda dapatkan selama pertunjukkan WO di tempat ini, adalah adanya sajian live music. Karena musik yang menjadi latar dari pertunjukkan bukanlah dari rekaman kaset atau CD. Tapi langsung dari gamelan lengkap yang dimainkan oleh para pemain gamelan profesional. Sudah barang tentu akan menambah efek dramatis (dan bombastis) bagi yang menonton, bukan?! Ditambah juga dengan sinden (penyani wanita) dan Sang  dalang si empunya cerita. Jadi ya memang inilah pertunjukkan budaya yang benar-benar hidup menurut saya, pesonanya tentu akan jauh berbeda donk dengan bioskop.


           Naah.. untuk urusan perut, jika Anda merasa lapar selama pertunjukkan berlangsung, tak perlu beranjak dari tempat Anda duduk, cukup panggil “layanan delivery” yang hilir mudik saat pertunjukkan berlangsung. Konsep “dining cinema” atau menonton sambil pesan makanan atau minuman berlaku disini (bahkan sejak dulu). Menunya cukup beragam, ada Ketoprak, mie rebus atau goreng dengan telur, nasi goreng, mie ayam, dan lain lain. Minuman pun ada berbagai macam, dari kopi hingga minuman ringan.

           So, sebenarnya menghabiskan waktu di Jakarta tidak hanya sekedar di mall, pantai atau taman bermain saja, kan? Jakarta, kota modern ini juga masih menyimpan satu tempat yang mewariskan budaya klasik untuk diperkenalkan kepada kita para generasi muda. Perlu diingat! Selain murah yang datang ke tempat ini bukan hanya para oma opa, eyang atau orang-orangtua, lho! Banyak juga turis asing, artis-artis kenamaan dan remaja-remaja Jakarta. 

           Bagi saya, pertunjukkan wayang orang di “Bharata” selalu meninggalkan kesan, bahkan bagi suami saya yang asli orang Jakarta (baca: Betawi) dan belum pernah mengenal kesenian seperti WO ini. Ternyata nonton WO memiliki kesan tersendiri untuknya. Sehingga dia mampu tahan berjam-jam menonton pertunjukkan ini (padahal nggak ngerti sama sekali arti dari bahasa yang digunakan) tanpa terlelap sedetik pun! Kesan dia waktu itu: “Wiiihh…Keren banget ya ternyata!”. Jadi, yuk malam minggu besok belajar budaya dan kenal budaya klasik di sini, nggak jauh..masih di Jakarta kota kita kok!
Ditulis untuk lomba Enjoy Jakarta 2012 oleh Isyawitri
*) Foto diambil dari berbagai sumber
   Video dokumen pribadi